Jumat, 17 April 2015

Faktor Penghambat Kebudayaan

A.Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

Faktor pendorong perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut.

           a. Timbunan Kebudayaan dan Penemuan BaruKebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami penimbunan atau penumpukan,yaitu budaya masyarakat semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat.          b. Perubahan Jumlah PendudukBertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatannya.         C. Pertentangan atau KonflikPertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan untuk memperebutkan sumber kebutuhan mendorong masyarakat untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.         d. Terjadinya Pemberontakan atau RevolusiPerubahan sosial budaya dapat bersumber dari luar masyarakat itu sendiri di antaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam; dan peperangan.         e. Sistem Terbuka Lapisan MasyarakatMasyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan daripada dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia-manusia yang potensial.        f. Sikap Menghargai Hasil Karya Seseorang dan Keinginan untuk MajuSikap masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.       g. Sistem Pendidikan Formal yang MajuKualitas pendidikan yang tinggi mampu mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.      h. Orientasi ke Masa DepanKeinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.       I. AkulturasiAkulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dan bangsa yang berbeda dan saling memengaruhi. Proses akulturasi berlangsung lama dan terus-menerus. Proses ini berakibat pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah.       j. AsimilasiAsimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur-angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.

B. Faktor Penghambat Perubahan Sosial BudayaFaktor pendorong perubahan sosial budaya juga memiliki penghalang dalam memuluskan perubahan sosial budaya yaitu Faktor penghambat perubahan sosial budaya, Berikut faktor-faktor penghambat sosial budayaFaktor penghambat perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut.a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.b. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.c. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.d. Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat.e. Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan.f. Hambatan yang bersifat ideologis.g. Adat atau kebiasaan.h. Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah,dan tidak mungkin diperbaiki.


Pengaruh budaya Jawa
Antara bagian barat pulau Jawa, tempat tinggal suku Sunda dan bagian timur, tempat tinggal suku Jawa yang sejati, sejak zaman dahulu kala sudah terjadi hubungan secara intensif. Sebenarnya batas timur budaya Sunda pada abad ke-5 Masehi diperkirakan berada kurang lebih di garis antara daerah yang sekarang disebut Kendal dan Dieng dan sekarang terletak di provinsi Jawa Tengah. Namun akibat ekspansi sukubangsa Jawa menuju ke barat, perbatasan antara budaya Sunda dan budaya Jawa berada lebih ke barat yaitu di sekitar Indramayu, Cirebon sampai ke Cilacap. Kemudian ada pula beberapa enklave di Jawa, terutama di Banten dan beberapa desa di Karawang.Pengaruh-pengaruh budaya Jawa juga sudah terlihat dalam karya-karya sastra Sunda Kuna. Ditemukan ada beberapa kata-kata serapan dari bahasa Jawa (Kuna) dan beberapa karya sastra Jawa Kuna banyak pula yang dipelajari dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa Sunda Kuna. Bahkan naskah tertua sastra Jawa Kuna berasal dari daerah Sunda di Jawa Barat. Misalkan naskah kakawin Arjunawiwaha yang tertua dan sekaligus naskah lontar (atau sebenarnya nipah) tertua pula berasal dari daerah sekitar Bandung. Naskah ini sekarang disimpan di Perpustakaan Nasional RI dan bertarikhkan tahun 1334 Masehi. Selain Arjunawiwaha masih ada karya-karya sastra Jawa Kuna yang berasal dari daerah Sunda, seperti misalkan Kunjarakarna.Namun pengaruh yang efeknya lebih terasa dan lestari terjadi pada abad ke-16 dengan penyebaran agama Islam di pulau Jawa serta ekspansi kerajaan Mataram II yang dipimpin oleh Sultan Agung. Sultan Agung ingin mempersatukan pulau Jawa dan sekitarnya dalam kerangka negara kesatuan Mataram. Meski hegemoni Mataram atas Jawa Barat berakhir pada tahun 1705, pengaruh budaya Jawa tidaklah berakhir, justru malah diperkuat dengan ditetapkannya bahasa Jawa sebagai bahasa resmi pemerintahan di Jawa Barat dan diputuskannya pemakaian sistem pembagian administratif Jawa. Pembagian administratif model Jawa ini adalah pembagian daerah kepada kabupaten-kabupaten yang berbeda-beda.