Minggu, 19 Juni 2016

Sosial Web

5.1 Makna, supervenience dan simbol landasan
Web ini sering dipahami sebagai seperangkat lapisan, dengan standarisasi, menggunakan bahasa atau protokol yang bertindak sebagai platform  baru, yang bersifat formal dan lebih ekspresif. platform ini seperti TCP / IP, yang sengaja dimaksudkan untuk menjadi senetral mungkin. Semantic Web adalah contoh jelas arsitektur yang tidak menggunakan aturan dan arahan berlapis. Representasi berlapis tersebut tidak reduktif  tingkat atas yang tidak hanya singkatan ekspresi di tingkat yang lebih rendah. Fakta bahwa Semantic Web bekerja di dunia data relasional, dengan mesin melakukan banyak
pekerjaan, berarti itu belum tentu berkewajiban untuk memecahkan masalah definisi dan logika yang telah terbukti sangat tahan terhadap analisis dalam dunia bahasa alami, meskipun wawasan baru mungkin diperoleh dari landasan di URI dibahas.
5.2 Web reasoning
5.2.1 Plus ¸ca change?
Sebagaimana telah kita lihat, ada berbagai isu dalam ilmu Web dengan akar semantik, filosofis atau logis. Ini bukan pertama kalinya bahwa praktisi paradigma komputasi tiba-tiba harus membiasakan diri dengan Philosophical Logic. Proyek umum di Artificial Intelligence (AI) mencoba untuk menghasilkan pemecah masalah atas dasar deskripsi simbolik dan penalaran, driver yang kuat, penelitian AI dimulai sekitar tahun 1960-an dan 1970-an, akhirnya kandas pada kesulitan yang menentukan segala sesuatu yang diperlukan untuk komputer dengan alasan tentang situasi yang sewenang-wenang. Kegagalan ini menyebabkan nama  'GOFAI' (Good Old
Kuno AI) diremehkan untuk proyek tersebut.
Proyek CYC yang banyak dikutip, menghasilkan basis  pengetahuan raksasa dan mesin inferensi untuk mendukung 'akal sehat' penalaran tampak tidak rusak pada bagian belakang masalah, sedangkan ontologi yang dihasilkan oleh gerakan ontologi filsafat resmi tampak agak rumit dan menakutkan, meskipun telah disarankan bahwa mereka dapat digunakan (sebagai semacam ontologi 'dalam') untuk membawa bersama-sama ontologi ringan tumpang tindih dan menghubungkannya satu sama lain.
5.2.2 Cara alternatif penalaran
Penalaran analogis, Penalaran dengan analogi bekerja dengan bercak karakteristik yang sama antara dua mata pelajaran, dan kemudian dengan asumsi bahwa mata pelajaran memiliki lebih karakteristik yang sama - secara khusus bahwa jika subjek A memiliki property P, maka dengan analogi begitu juga subjek B. Jelas keberhasilan penalaran analogis tergantung pada memiliki representasi dari dua mata pelajaran yang memungkinkan untuk tempat analogi, dan menjadi hati-hati (namun kreatif) di dalam penalaran sebenarnya.
5.2.3 Penalaran dibawah inkonsistensi
Web sebagai media demokratis dengan penerbitan murah. Kekuatan-kekuatansosial membuat inkonsistensi tak terelakkan di setiap bagian berukuran layak dari Web. Oleh karena itu salah satu solusi untuk masalah inkonsistensi adalah untuk mengembangkan strategi untuk menangani dengan kontradiksi seperti yang muncul. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar